![]() |
Contoh motif hewan sumba |
Tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan sekadar kain, melainkan warisan budaya yang kaya akan makna filosofis dan cerita. Setiap helai benang, motif, dan warna di dalamnya memiliki arti mendalam yang mencerminkan pandangan hidup, kepercayaan, dan sejarah masyarakat NTT.
Ada tiga jenis tenun utama di NTT berdasarkan teknik pembuatannya, yaitu tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis (songket). Setiap jenisnya menghasilkan motif yang khas.
Ragam Motif dan Makna Filosofis
Masyarakat NTT percaya bahwa motif tenun adalah simbol atau lambang yang tidak boleh diubah, karena mengandung nilai-nilai sakral dan filosofis dari leluhur. Berikut beberapa motif tenun NTT yang populer beserta makna di baliknya:
Motif Hewan (Sumba)
Motif hewan pada tenun Sumba, seperti kuda, gajah, dan ayam, melambangkan kekuatan, keberanian, dan status sosial. Kuda sering kali diartikan sebagai kendaraan arwah menuju alam baka, juga simbol kebanggaan dan kekuatan. Sementara itu, gajah merepresentasikan kendaraan dewa dan ayam melambangkan kehidupan wanita dalam berumah tangga. Motif ini sering digunakan sebagai mas kawin yang sangat bernilai.
Motif hewan pada kain tenun Sumba memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan kepercayaan, nilai-nilai, dan kehidupan masyarakat Sumba. Beberapa motif hewan yang umum ditemukan antara lain: kuda, rusa, ayam jantan, dan singa.
Motif Kuda:
Melambangkan kekuatan, keberanian, kebesaran, dan status sosial. Dipercaya sebagai kendaraan arwah menuju alam baka. Dijadikan sebagai salah satu mahar perkawinan.
Motif Rusa:
Melambangkan kebijaksanaan pemimpin yang memperhatikan rakyatnya. Tanduk rusa melambangkan kekuasaan dan kepemimpinan yang adil.
Motif Ayam Jantan:
Melambangkan kesadaran dan kepemimpinan yang melindungi. Berkaitan dengan ritual adat, di mana posisi usus ayam yang disembelih dianggap sebagai pertanda baik atau buruk.
Motif Singa (Mahang):
Motif ini berasal dari Kabupaten Sumba Timur dan terinspirasi dari gambar pada uang Belanda.Meskipun tidak ada singa di Sumba, motif ini menunjukkan adanya hubungan dengan dunia luar.
Motif udang (Kurangu) :Melambangkan kehidupan yang terus berlangsung dan peralihan dari satu tingkat kehidupan ke tingkat kehidupan lainnya. Motif-motif hewan ini tidak hanya sekadar hiasan, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai budaya dan kehidupan masyarakat Sumba
Motif Geometris (Manggarai)
Masyarakat Manggarai di Flores memiliki kain tenun khas yang disebut Tenun Songke. Kain ini didominasi warna dasar hitam dengan motif-motif geometris yang memiliki makna mendalam.
Motif Mata Manuk (mata ayam) melambangkan perdamaian, persaudaraan, keberanian, dan penolak bala.
Motif Su'i (garis-garis) melambangkan garis kehidupan yang akan berakhir, dan juga peraturan adat yang tidak boleh dilanggar.
Motif Ranggong (laba-laba) menyimbolkan kejujuran dan kerja keras.
Motif Tumbuh-tumbuhan
Motif bunga-bungaan atau tumbuhan lainnya juga banyak ditemukan pada tenun NTT. Motif Wela Runu (bunga kecil) dari Manggarai mengajarkan untuk menghargai hal-hal kecil, sedangkan motif Isi Mangge (biji asam) dari Bima melambangkan sosok yang bermanfaat dalam kehidupannya. Ada juga motif yang terinspirasi dari pohon lontar, yang melambangkan kemakmuran dan kehidupan.
Motif Alam dan Benda Lainnya
Motif-motif ini terinspirasi dari alam sekitar dan benda-benda yang erat dengan kehidupan masyarakat.
Motif Kelimara (Flores) menampilkan bentuk segitiga serupa gunung yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan. Motif ini juga mengingatkan manusia akan kehidupan setelah kematian.
Motif Ntala (bintang) dari Manggarai mengajarkan untuk memiliki cita-cita setinggi bintang dan memberikan dampak baik bagi sesama.
Motif Lawo Butu adalah motif kompleks dari Ende yang dipercaya bisa memanggil hujan.
- Motif Geometris Buna Insana
- Motif-motif geometris dalam tenun buna seringkali memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam, seperti persatuan, keharmonisan, dan keseimbangan.
- Motif Buna Insana merujuk pada motif kain tenun yang berasal dari daerah Insana, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kain tenun ini dibuat dengan teknik tenun ikat secara manual dan memiliki ciri khas warna dasar putih atau hitam yang dikombinasikan dengan warna-warna cerah seperti biru, kuning, orange, coklat, dan merah hati. Motif-motif pada kain Buna Insana umumnya berbentuk geometris dan dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep dasar geometri.
Motif-motif yang umum ditemukan pada kain Buna Insana adalah motif geometris, seperti garis lurus, segi empat, dan pencerminan.Selain nilai estetika, motif-motif pada kain tenun Buna Insana juga memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan kehidupan dan budaya masyarakat Insana.
Contoh motif buna insana - Motif geometris - kotak kotak
Makna Warna
Selain motif, warna pada tenun NTT juga memiliki makna filosofisnya sendiri. Penggunaan pewarna alami dari akar mengkudu (merah), nila (biru), dan lumpur (cokelat) bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga simbol.
Merah melambangkan keberanian dan kekuatan.
Biru melambangkan kedamaian dan keteguhan hati.
Kuning bermakna kejayaan dan kebesaran.
Cokelat dan hitam melambangkan kesabaran dan ketabahan.
Kain tenun NTT adalah cerminan dari kekayaan alam, kearifan lokal, dan nilai-nilai luhur yang dijaga secara turun-temurun. Setiap helainya menceritakan kisah tentang kehidupan, alam, kepercayaan, dan harapan masyarakatnya.