Tenun Timor adalah brand Kain Tenun NTT yang Produksi, menjual Kain Tenun NTT, Kain Ikat,Souvenir khas NTT, khusus Kain Tenun Motif Buna Insana, Kain Tenun Motif Kubi, Kain Tenun Motif Sotis, Kain Ikat Motif Biboki

Kain Tenun NTT - Kain Tenun Timor


Kain tenun adalah proses membuat kain pada alat tenun yang dilakukan dengan menyilangkan masing-masing benang lungsi dan benang pakan.

Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu 
dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.

Banyak Orang juga bertanya :
1. Kain Tenun Berasala dari daerah apa:
Indonesia memiliki beragam jenis kain atau tekstil produksi lokal yang menjadi bukti peradaban budaya masyarakatnya. Salah satunya adalah kain tenun yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores hingga Timor.

2. Tenun bisa dibuat apa saja?
Selain syal, kamu punya pilihan lain untuk menggunakan kain tenun yaitu sebagai dompet, tas, atau sepatu. Saat ini cukup banyak brand yang menjual produk berbahan kain tenun. Harga aksesoris dari kain tradisional biasanya cukup tinggi.

3. Apa fungsi dari kain tenun?
1. Sebagai busana untuk penggunaan sehari-hari dan menutupi badan. 2. Sebagai busana dalam tari adat dan upacara adat. 3. Sebagai mahar dalam perkawinan dalam bahasa daerah disebut sebagai “belis” nikah.

 Dapatkan Harga kain tenun Murah & Terbaru. Beli kain tenun Aman & Garansi, 

Macam-macam Kain Tenun








Share:

KAIN TENUN TIMOR - Kain tenun NTT

Kain tenun semakin banyak digunakan untuk keperluan fashion. Desainer mulai melihat kain tenun sebagai salah satu alternatif desain fashion mereka. Dengan banyaknya fashion dengan bahan tenun,=membuat kebutuhan akan tenun semakin banyak. Salah satu tenun yang digunakan adalah tenun Timor, adalah kain tenun full handmade.kain tenun NTT yang bercorak unik dan khas
Share:

KAIN TENUN TENUN TIMOR - KAIN TENUN NTT

Share:

KAIN TENUN NTT - TENUN TIMOR - TENUN NTT KUPANG



Kain Tenun NTT adalah kain yang dibuat dari proses menenun oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur. Tenun sendiri merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukkan benang pakan secara horizontal pada benang-benang lungsin, biasanya telah diikat dahulu dan sudah dicelupkan ke pewarna alami.Ada juga tenun yang di buat dari benang toko ( benang jadi)



Share:

Sitemap


Share:

Kerajinan Kain Tenun NTT

Pengerjaan tenun NTT memiliki tingkat kesulitan yang relatif tinggi. Itulah sebabnya kerajinan tradisional itu kerap dipandang sebagai harta keluarga yang tinggi nilainya.
 

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan warisan budaya dan keindahan alam. Provinsi yang terletak di bagian tenggara Indonesia itu memiliki beberapa pulau, yaitu Lombok, Flores, Sumba, Komodo, dan pulau lainnya.

Meski memiliki adat istiadat yang berbeda, terdapat kesamaan di antara semua suku yang tersebar di kepulauan NTT, yakni kain tradisionalnya. Kain khas itu dikenal dengan nama tenun. Menenun sendiri diketahui sebagai kegiatan membuat sehelai kain dengan cara memasukkan benang pakan secara horizontal pada benang-benang, yang biasanya, telah diikat dan dicelupkan ke pewarna yang dibuat dari akar dan pepohonan.

Kegiatan menenun dikembangkan oleh setiap suku di Nusa Tenggara Timur secara turun-temurun, demi pelestarian seni tenun itu. Tenun bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur dipandang sebagai harta berharga milik keluarga yang bernilai tinggi.

Pasalnya, selain tingkat kesulitan dalam proses pembuatan, juga model motif tenun yang dihasilkan penenun. Tak heran, proses menenun itu menghasilkan harga kain yang cukup mahal. Beragam kain tenun NTT dijual hingga ratusan juta rupiah. Bahkan saking berharganya hasil karya tersebut, meski bekas pakai, seorang penjual kain tenun NTT bernama Niko tetap menjual kain atau busana tenun dengan harga baru.

Dahulu kala, kain tenun dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yakni sebagai busana biasa. Namun kemudian berkembang untuk kebutuhan adat, seperti upacara, tarian, perkawinan, dan pesta. Saat ini, kain tenun juga biasa digunakan sebagai selendang, sarung, selimut, hingga pakaian.

Masyarakat Nusa Tenggara Timur diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu. Kerajaan pertama masyarakat NTT berkembang pada abad 3 Masehi. Dan sejak itulah diperkirakan, masyarakat setempat sudah mengenal seni dan budaya, salah satunya adalah menenun.

Jenis dan Motif

Menurut proses produksi, kain tenun yang ada di NTT terbagi menjadi beberapa jenis. Yaitu, tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis atau sotis atau songket.

Seperti namanya, tenun ikat memiliki proses pembentukan motif dengan cara pengikatan benang.  Di NTT, benang lungsilah yang akan diikat dan akan menghasilkan motif tertentu. Teknik dalam pembuatan kain tenun dengan cara menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.

Sedangkan, proses tenun buna atau tenunan buna adalah menenun untuk membuat corak atau motif pada kain dengan menggunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai, sehingga menghasilkan motif dengan berbagai warna yang begitu memikat mata.

Tenun lotis atau sering disebut dengan kain songket memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tenun buna, identik dengan warna dasar gelap seperti hitam, cokelat, biru tua, dan merah hati.

Perajin tenun biasa menggunakan pewarna alami seperti tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman lainnya. Namun di zaman modern, banyak perajin yang juga telah beralih menggunakan zat warna kimia karena banyak keunggulan. Yakni, bisa mempercepat proses pengerjaan, tahan luntur dan sinar, tahan gosok, serta warnanya pun beragam.

Di masyarakat NTT, motif tenun dapat mencirikan dari mana si pemakai berasal. Sebab, dalam motif tenun tergambar ciri khas suatu suku atau pulau. Motif di kain tenun merupakan wujud dari kehidupan masyarakat dan bentuk ikatan emosional yang erat dengan masyarakat tersebut. Masyarakat NTT begitu bangga dan senang menggunakan tenunan asal sukunya, dan sebaliknya mereka akan canggung dan malu jika menggunakan tenunan dari suku lain.

Tiap kerajaan, kelompok suku, wilayah dan pulau menciptakan sejumlah pola atau motif hiasan yang khas pada tenunannya. Kemudian diturunkan dengan cara mengajarkan kepada anak cucu mereka agar kelestarian seni tenun terus terjaga.

Tenun dari Sumba Timur, misalnya, memiliki motif tengkorak. Di Maumere, motifnya lebih menggambarkan hujan, pohon, dan ranting. Boleh jadi, motif-motif itu terinspirasi dari masyarakat zaman dahulu yang keluar rumah dan melihat alam sekitar, sehingga munculah motif alam tersebut.

Kain Tenun di Mata Dunia

Sejak dahulu, masyarakat Timor, Sumba, Flores, Solor, Pantar, Lembata, Adonara, Rote, dan Sabu dikenal oleh bangsa Eropa di bidang produksi kain tenun tradisional. Para pedagang hingga pejabat pemerintah kerap membawa sejumlah koleksi pribadi kain tenun ke Eropa. Bahkan, kini koleksi tenun tersebut banyak disimpan di museum-museum terkenal yang ada di Eropa dan Amerika. Hal tersebut juga turut membuat kain tenun semakin terkenal dan menjadi andalan NTT.

Pada September 2017, kain tenun asal NTT berhasil mengepakan sayapnya di kancah internasional. Untuk pertama kalinya tenun asal NTT tampil dalam pagelaran tunggal Couture New York Fashion Week. Keindahan tekstur kain khas tradisional yang dirajut ini merupakan hasil karya para pengrajin wanita dari NTT di bawah asuhan Rumah Pandai, lembaga non profit yang didirikan oleh desainer terkenal Kanaya Tabitha. Karya-karya yang ditampilkan dalam perhelatan tersebut juga mendapat sentuhan estetika desain dari Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga merupakan seorang desainer busana tenun asal Indonesia.

Share:
free counters

Lokasi

About