Kain Tenun NTT adalah kain yang dibuat dari proses menenun oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur. Tenun sendiri merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukkan benang pakan secara horizontal pada benang-benang lungsin,
biasanya telah diikat dahulu dan sudah dicelupkan ke pewarna alami.
Pewarna alami tersebut biasanya dibuat dari akar-akar pohon dan ada pula
yang menggunakan dedaunan.
Fungsi Tenun NTT
Kain adat
mempunyai banyak fungsi penggunaan di masyarakat, meski tiap daerah ada
penggunaan khusus di tiap suku, namun secara umum berikut adalah fungsi
dari kain tenun:
1. Sebagai busana untuk penggunaan sehari-hari dan menutupi badan.
2. Sebagai busana dalam tari adat dan upacara adat.
3. Sebagai mahar dalam perkawinan dalam bahasa daerah disebut sebagai “belis” nikah.
4. Sebagai pemberian dalam acara kematian dan sebagai wujud penghargaan.
5. Sebagai penunjuk status sosial.
6. Sebagai alat untuk membayar hukuman jika terjadi ketidakseimbangan.
7. Sebagai alat barter/transaksi.
8. Sebagai bentuk cerita mengenai mitos dan cerita-cerita yang tergambar di motif-motif nya.
9. Sebagai bentuk penghargaan bagi tamu yang datang berkunjung.
Jenis-Jenis
Berdasarkan Cara Membuat
- Tenun ikat, motif diciptakan dari pengikatan benang. Pada daerah lain yang diikat ialah benang pakan maka pada kain tenun di NTT dibuat dengan cara kain lungsi yang diikatkan.
Contoh Kain Tenun Ikat NTT - Motif Biboki
- Tenun Buna, berasal dari Timor Tengah Utara, yaitu menenun dengan cara menggunakan benang yang sudah dicelupkan terlebih dahulu ke pewarna.
Contoh Kain Tenun NTT - Motif Buna Insana
- Tenun Lotis, Sotis atau Songket: Proses pembuatan nya mirip dengan proses pembuatan tenun Buna.
Contoh Kain Tenun NTT - Motif Sotis
Berdasarkan Kegunaan Kain Tenun NTT
1. Selendang
Selendang Motif Buna
Salah satu contoh penggunaan Selendang Tenun NTT - Motif Buna
2. Sarung
Contoh Sarung Tenun NTT
Contoh Penggunaan Sarung Tenun NTT sebagai bawahan kebaya
3. Selimut
Contoh Kain Tenun NTT - Motif Buna Insana - Model Selimut
Contoh Penggunaan Selimut Buna Insana
Semuanya mempunyai persamaan umum yakni cenderung berwarna dasar
gelap karena zaman dahulu masyarakat belum mengenal adanya pewarna
buatan sehingga menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang
terbatas. Kini kain tenun timor lebih berwana .
Berdasarkan Persebaran
1. Tenun Ikat: Hampir tersebar di seluruh wilayah NTT kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada
2. Tenun Buna: Tersebar di daratan Timor antara lain di Kab. Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Namun paling banyak terpusat di wilayah Timor Tengah Utara.
3. Tenun Lotis/Sotis atau Songket: Tersebar di semua wilayah Nusa Tenggara Timur, merupakan bentuk tenun yang paling umum di masyarakat NTT [2].
Proses Pembuatan
Langkah
pertama yang dilakukan sebelum menenun ialah menyiapkan benang yang
hendak dipakai. Kapas dipintal dengan alat tradisional, masyarakat tidak
menggunakan benang konvensional yang ada di pasaran. Kapas diambil dari
pohon kapas. Hasil dari pemintalan biasanya tidak terlalu halus dan dan
berakibat hasil yang tidak simetris pada corak tenun. Meski begitu hal
itu yang menyebabkan keunikan tiap tenun sebab tidak ada tenun yang
identik sama. Sesudah proses memintal selesai dilanjutkan dengan
pencelupan benang pada pewarna. Meski tidak semua proses pewarnaan
dilakukan ketika masih dalam bentuk benang namun pada umumnya pewarnaan
dilakukan sebelum proses menenun. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan
daun “Ru Dao” untuk mendapatkan warna nila dan akar pohon “Ka’bo” untuk
mendapat warna merah, warna kuning didapat menggunakan kunyit dan daun
“Menkude”. Setelah warna meresap dan dibiarkan mengering baru diikat
pada mesin tenun tradisional yang dalam bahasa setempat disebut “Lana
Her’ru”. Tidak seperti pada tenunan yang umum dijumpai di Indonesia
dimana yang diikat pada mesin tenun ialah benang pakan, namun pada
tenunan Nusa Tenggara Timur yang diikat ialah benang lungsin. Benang
pakan dimasukkan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah
diikat secara vertikal. Namun di balik semua itu, yang paling penting
ialah proses bertapa dan mencari ilham dengan cara berdoa ke leluhur
agar mendapat motif dan corak yang hendak dipakai, selain itu dipercaya
dengan berdoa sebelum dapat memperlancar proses menenun dan menolak bala
selama proses menenun dilakukan.
Proses Pembuatan Kain Tenun NTT